Ekonomi
Program Conserve di Moyo Satonda: Sinergi CEF dan BKSDA NTB untuk Ekonomi Berkelanjutan Berbasis Potensi Alam

Program Conserve di Moyo Satonda: Sinergi CEF dan BKSDA NTB untuk Ekonomi Berkelanjutan Berbasis Potensi Alam

Pulau Moyo, Sumbawa – Desember 2024

Coastal Environmental and Fisheries (CEF) bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) NTB telah menggelar rangkaian kegiatan pendampingan masyarakat dalam program bertajuk “Pemberdayaan Ekonomi Berkelanjutan Berbasis Potensi Alam di Lanskap Moyo Satonda”. Program ini menjadi tonggak penting dalam upaya menyatukan agenda konservasi lingkungan dengan peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah sekitar kawasan konservasi.

Dilaksanakan sepanjang bulan Desember 2024, program ini menyasar kelompok masyarakat di Pulau Moyo dan Satonda yang selama ini bergantung pada hasil alam sebagai sumber penghidupan utama. Melalui pendekatan yang partisipatif dan berbasis potensi lokal, program ini fokus pada tiga komoditas unggulan yakni madu hutan, kacang mete, dan wijen dan hasil laut.

Direktur CEF, Muslihuddin Aini, S.Pi, M.Si, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kerja sama strategis antara CEF dan BKSDA NTB dalam memadukan konservasi sumber daya alam dengan pemberdayaan masyarakat. “Kami percaya bahwa konservasi tidak akan berhasil tanpa melibatkan masyarakat sekitar kawasan secara aktif. Oleh karena itu, program ini kami rancang untuk menjawab kebutuhan ekonomi mereka, sambil tetap menjaga keberlanjutan ekosistem,” ujarnya.

Menggali Potensi Lokal untuk Ketahanan Ekonomi

Tim pendamping dari CEF yang terdiri dari fasilitator UMKM, analis sosial ekonomi, dan pelatih produksi, mendatangi langsung kelompok-kelompok di desa-desa sekitar kawasan konservasi. Mereka melakukan pengumpulan data lapangan, identifikasi potensi komoditas, hingga pendampingan penyusunan profil kelompok dan proposal usaha. Lima kelompok usaha yang bergerak di bidang madu, mete, dan wijen difasilitasi secara intensif.

Pendekatan yang digunakan bukan hanya teknis, tetapi juga edukatif. Kelompok didampingi untuk memahami rantai nilai usaha, manajemen produksi, legalitas usaha, serta strategi pemasaran, termasuk pemasaran digital. Salah satu hasil penting dari kegiatan ini adalah kesadaran masyarakat bahwa usaha ekonomi dapat tumbuh selaras dengan perlindungan lingkungan.

Menuju Kolaborasi Jangka Panjang

Selain pendampingan teknis, CEF juga memfasilitasi pembuatan proposal usaha lengkap sebagai bagian dari upaya menjembatani akses dukungan dari mitra pemerintah maupun swasta. Dengan model kontribusi in-kind, proposal yang disusun dapat menjadi dasar untuk pengajuan bantuan alat produksi, pelatihan lanjutan, hingga akses pasar yang lebih luas.

Perwakilan BKSDA NTB menyampaikan apresiasinya atas pelaksanaan kegiatan ini. “Kami melihat potensi besar di wilayah Moyo-Satonda. Tapi potensi itu perlu dijaga, dan masyarakatlah aktor utama dalam perlindungan kawasan. Karena itu, pemberdayaan ekonomi yang ramah lingkungan menjadi kunci keberhasilan konservasi jangka panjang,” ujar staf teknis dari BKSDA.

Program ini diharapkan menjadi cikal bakal terbentuknya ekosistem usaha berbasis potensi lokal yang berkelanjutan dan inklusif, sekaligus menguatkan fungsi kawasan konservasi sebagai ruang hidup yang lestari. Dengan semangat kolaborasi lintas sektor, CEF dan BKSDA NTB berkomitmen untuk melanjutkan program ini ke tahap berikutnya di tahun 2025, dengan skala dan jangkauan yang lebih luas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »
Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial